Selasa, 17 Maret 2015

Mengenal Gejala Difteri pada Anak

Sejauh mana bahaya penyakit difteri pada anak?

Mengenal Gejala Difteri pada AnakKoloni Corynebacterium diphtheriae (Wikimedia)
Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat menyatakan status kejadian luar biasa (KLB) penyakit difteri. Status itu ditetapkan menyusul ditemukannya satu orang yang positif menderita penyakit tersebut.
Meski korban difteri pada anak hanya satu orang, tapi hal itu sudah masuk kategori kejadian luar biasa.

Oleh sebab itu dinas kesehatan setempat diminta untuk segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan mencegah terjadinya penyebaran. Salah satu dan satu-satunya pencegahan adalah dengan imunisasi DPT. 
Difteri pada anak merupakan penyakit yang disebabkan bakteri C. diphtheriae ini menular melalui cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, dari jari-jari atau handuk yang terkontaminasi, dan dari susu yang terkontaminasi.
Gejala penyakit difteri pada anak berupa sakit tenggorokan, demam, sulit bernapas dan menelan, mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung, dan sangat lemah. Kelenjar getah bening di leher membesar dan terasa sakit.
Beberapa dasawarsa lalu penyakit ini merenggut ribuan nyawa, yang selamat pun akan mengalami kelumpuhan otot dan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal. Saat ini difteri dapat dicegah melalui vaksinasi DPT (Difteri Pertusis Tetanus).
Ilustrasi
Bila gejala difteri pada anak di atas terlihat, segera bawa ke dokter atau rumah sakit untuk dirawat di dan bila perlu diisolasi dari orang lain guna mencegah penularan.
Di rumah sakit akan dilakukan pengawasan ketat terhadap fungsi vital penderita untuk mencegah terjadinya komplikasi. Pasien umumnya akan diberikan antibiotik, steroid, dan ADS (Anti Diphteria Serum).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar